BAB I
PENDAHULUAN
A.Remaja dan Permasalahannya
Permasalahan remaja yang ada saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan. Berbagai data menunjukkan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi yaitu tentang masa subur. Remaja perempuan dan laki-laki usia 15-24 tahun yang mengetahui tentang masa subur mencapai 65 % (SDKI 2007) terdapat kenaikan disbanding hasil SKRRI tahun 2002-2003 sebesar 29 % dan 32 %. Remaja perempuan dan laki-laki yang mengetahui resiko kehamilan jika melakukan hubungan seksual sekali masing-masing mencapai 63% (SDKI 2007) terdapat kenaian disbanding hasil SKKRI tahun 2002-2003 sebesar 49 % dan 45 %. Hasil penelitian tentang pengetahuan Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dilakukan di DKI Jakarta oleh LD-UI tahun 2005 menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang PMS masih sangat rendah kecuali mengenai HIV dan AIDS yaitu sekitar 95 %, Raja singa sekitar 37 %, penyakit kencing nanah 12 %, herpes genitalis 3%, klamida/kandidiasis 2 %, Jengger ayam 0,3 %.
Transisi kehidupan remaja oleh Bank Dunia dibagi menjadi 5 hal (Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan yang dimaksud adalah :
1.Melanjutkan sekolah (continue learing)
2.Mencari pekerjaan (start working)
3.Memulai kehidupan berkeluarga (form families)
4.Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship)
5.Mempraktekan hidup sehat (practice healthy life)
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan remaja selanjutnya. Masa remaja seperti ini oleh Bank Dunia disebut sebagai masa transisi kehidupan remaja
Program KRR berkaitan dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi kehidupan remaja dimaksud. Empat bidang kehidupan yang lainnya yang akan dimasuki oleh remaja sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya remaja mempraktekan kehidupan yang sehat. Dengan kata lain apabila remaja gagal berperilaku sehat maka kemungkinan besar remaja yang bersangkutan akan gagal pada empat bidang kehidupan yang lain.
B.Pengertian Keterampilan Hidup (Life Skill)
Keterampilan hidup yang sering juga disebut kecakapan hidup adalah berbagai ketrampilan atau kemampuan untuk dapat berperilaku positif dan beradaptasi dengan lingkungan, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapu berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif. Dari definisi sederhana tersebut, ketrampilan-ketrampilan yang dapat digolongkan ke dalam ketrampilan hidup sangat beragam tergantung pada situasi dan kondisi maupun budaya masyarakat setempat (DEPDIKNAS, 2002).
Dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional No.20/2003 pasal 26 ayat 3 disebutkan bahwa Life Skills Education (LSE) digolongkan sebagai pendidikan non formal, yang memberikan ketrampilan personal, social, intelektual dan vokasional untuk mampu hidup dan bekerja secara mandiri.
LIFE SKILLS menurut Manual dan Modul LSE, UAJY 2008)
Keterampilan Hidup (keterampilan umum dibagi menjadi keterampilan personal dan keterampilan social. Keterampilan personal dibagai menjadi kesadaran diri dan keterampilan berfikir. Sementara keterampilan social dibagi komunikasi dan kerjasama. Keterampilan khusus dibagi keterampilan akademik dan keterampilan kejuruan)
Ketrampilan hidup menurut skema diatas terdiri dari dua ketrampilan yaitu ketrampilan hidup umum dan ketrampilan hidup khusus. Ketrampilan hidup umum adalah sikap dan perilaku positif dalam menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan hidup sehari-hari. Keterampilan tersebut menyangkut kemampuan individual; seperti kesadaran akan diri sendiri dan kemampuan berpikir; dan ketrampilan social; yaitu keterampilan berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain di lingkungannya.
Sedangkan keterampilan hidup khusus mengacu pada kemampuan akademis dan kemampuan kejuruan. Keterampilan khusus ini biasanya berupa kemampuan akademis ataupun teknis, yang berkaitan dengan manajemen, wiraswasta, pengelolaan keuangan, pertukangan dan lain-lain.
Menurut WHO, Life Skills adalah kemampuan perilaku positif dan adaptif yang mendukung seseorang untuk secara efektif mengatasi tuntutan dan tantangan, selama hidupnya. UNICEF mendefinisikan Life Skills sebagai sesuatu yang lebih detail lagi dengan menggunakan tambahan Life Skill-based Education. Keterampilan hidup yang dimaksud menurut WHO, terdiri dari :
1.Keterampilan memecahkan masalah
2.Keterampilan berpikir kritis
3.Keterampilan mengambil keputusan
4.Keterampilan berpikir kreatif
5.Keterampilan komunikasi interpersonal
6.Keterampilan bernegosiasi
7.Keterampilan mengembangkan kesadaran diri
8.Keterampilan berempati
9.Keterampilan mengatasi stress dan emosi
Keterampilan Hidup bila diajarkan kepada remaja-remaja Indonesia, maka berbagai permasalahan yang dihadapi oleh remaja saat ini, seperti penyalahgunaan narkoba, seks bebas hingga HIV/AIDS, akan dapat diatasi dengan lebih efektif.
C.Perlunya Keterampilan Hidup dalam Kesehatan Reproduksi Remaja
Masalah yang dihadapi remaja Indonesia dewasa ini lebih kompleks disbanding generasi-generasi sebelumnya. Masalah-masalah remaja yang dihadapi saat ini, misalnya meningkatkan jumlah remaja dengan HIV dan AIDS, IMS, Kehamilan Tidak Diinginkan dan penyalahgunaan NAPZA.
Jika keterampilan hidup sebagai keterampilan yang dibutuhkan agar manusia (remaja) bias tumbuh dan berkembang dengan baik, maka seharusnya konsep keterampilan hidup harus mencakup kemampuan seseorang untuk bias hidup, tumbuh dan berkembang secara fisik, mental, emosional dan spiritual. Keterampilan hidup dengan konsep seperti ini perlu diberikan dan dipelajari oleh remaja untuk bias tumbuh dan berkembang serta dapat melindungi dirinya dari berbagai resiko dan tantangan hidup yang dihadapinya, termasuk resiko TRIAD dalam program KRR. Dengan kata lain konsep Ketrampilan Hidup dalam program KRR, yang diuraikan dalam buku ini jauh lebih luas dari kon sep Keterampilan Hidup sepefrti yang dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tersebut di atas.
Konsep Keterampilan Hidup dalam program KRR mencakup Keterampilan Fisik, Keterampilan Mental, Keterampilan Emosional dan Keterampilan Spritual. Keempat ketrampilan ini sebagai system saling mempengaruhi satu sama lain. Remaja dengan keterampilan Fisik yang seimbang akan melahirkan keterampilan mental (pikiran) yang positif. Selanjutnya keterampilan mental yang positif akan menghasilkan keterampilan emosional (komunikasi interpersonal) yang efektif. Pada akhirnya keterampilan emosional yang efektif akan mendatangkan keterampilan spiritual yang utuh. Seperti digambarkan dalam skema sistem berikut ini :
Keempat keterampilan Hidup tersebut dalam buku ini diuraikan menjadi topic-topik keterampilan sebagai berikut :
1.Menjaga kesehatan fisik
2.Mempercayai diri dan menghargai diri sendiri
3.Berkomunikasi dengan orang lain (komunikasi Interpersonal)
4.Bersikap tegas (Asertif)
5.Berpikir Positif
6.Mengatasi Stress (Coping Skills)
7.Mengambil keputusan dan memecahkan masalah
8.Mempraktekan kehidupan spiritual
D.Tujuan Mempelajari Materi Keterampilan Hidup dalam Program KRR
1.Tujuan Umum
Tujuan mempelajari materi Keterampilan Hidup dalam program KRR adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku remaja tentang Pendidikan Keterampilan Hidup untuk dipraktekan agar bias tumbuh dan berkembang secara optimal, serta dapat dipergunakan dalam mengatasi resiko TRIAD KRR dan tantangan hidup lainnya dalam rangka mewujudkan Tegar Remaja menuju Keluarga Kecil, Bahagia Sejahtera.
Tegar Remaja adalah remaja-remaja yang menunda usia pernikahan, berperilaku sehat, terhindar dari resiko Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS, bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera dan menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.
2.Tujuan Khusus
Tujuan khusus mempelajari Pendidikan Ketrampilan Hidup adalah untuk meningkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan remaja tentang Ketrampilan Hidup dalam program KRR yang terdiri dari ketrampilan-ketrampilan :
a.Menjaga Kesehatan Fisik
b.Mempercayai den Menghargai Diri Sendiri
c.Berkomunikasi dengan Orang Lain (komunikasi Interpersonal)
d.Bersikap tegas
e.Berpikir positif
f.Mengatasi stress
g.Mengambil keputusan dan memecahkan masalah
h.Mempraktekan kehidupan spiritual
BAB II
KETERAMPILAN HIDUP (LIFE SKILLS) DALAM PROGRAM KRR
A.Keterampilan Fisik : Menyeimbangkan antara Nutrisi, Olahraga dan Istirahat.
1.Keterampilan memahami tubuh sendiri
Kecerdasan fisik adalah kemampuan sesorang yang ditunjukkan secara fisik, seperti melihat, bersuara, mencium, merasa, menyentuh dan bergerak. Kecerdasan fisik ditandai dengan adanya kekuatan, fleksibilitas dan ketahanan fisik. Kekuatan, fleksibilitas dan ketahanan fisik, ditentukan oleh adanya keseimbangan antara makanan (nutrisi), olahraga dan istirahat. Ketram[pilan fisik adalah kemampuan seseorang (remaja) untuk memilih makanan, berolahraga dan beristirahat secara seimbang. Keterampilan fisik dalam program KRR, diuraikan dalam berbagai topic sebagai berikut :
a.Memahami tubuh sendiri
b.Berkomunikasi dengan gejala tubuh
c.Mengatur pola makan
d.Olah raga murah dan sehat
e.Tidur sebagai terapi kesehatan
Kita menganggap bahwa sehat itu identik dengan obat dokter. Berbagai iklan di media massa yang mempromosikan obat-obatan, bahkan merusak pola piker dan paradigm hidup sehat serta meracuni pola piker kita yang semakin hari semakin jauh dari makna sehat yang hakiki. Dampaknya kita tidak tahu bagaimana mencegah pen yakit. Kita semua tahu,”pencegahan merupakan dokter yang terbaik dan termurah”, dan pencegahan hanya bias dilakukan oleh kita si pemilik tubuh, bukan oleh dokter dan obat. Semakin buruknya pemahaman sehat pada masyarakat, dibuktikan dengan semakin rentannya masyarakat terhadap berbagai penyakit, bahkan lebih memprihatinkan, berbagai wabah penyakit yang muncul akhir-akhir ini jauh lebih sering dan lebih dahsyat disbanding 30 tahun yang lalu.
2.Keterampilan Berkomunikasi dengan tubuh Sendiri
Jadilah dokter bagi tubuh kita sendiri. Komunikasi yang terjalin baik dan sangat rapi antara sel yang satu dengan yang lainnya menghasilkan mekanisme tubuh yang begitu menakjubkan. Coba kita renungkan, bagaimana mungkin tubuh kita akan terpelihara dengan baik, jika antara kita si pemilik tubuh dan tubuh itu sendiri tidak terjalin komunikasi dengan baaik / semakin kita tahu bahasa tubuh kita, semakin baik pula komunikasi yang terjalin antara kita dan tubuh kita. Kapan pun tubuh kita ‘berbicara’ dengan kita melalui bahasanya, tentu kita akan meresponnya sebaik dan sesegera mungkin.
Tubuh selalu member kita signal agar seluruh aktivitas kita sesuai dengan yang tubuh inginkan, sebagai contoh ;
1)Rasa Lapar
Rasa lapar merupakan signal positif tubuh yang member informasi kepada kita bahwa mesin pengolahan makanan kita sudah kosong dan siap diisi lagi. Sebaiknya makan itu tidak dengan acuan jam, tetapi dengan acuan rasa lapar. Sangat banyak kebiasaan orang makan sebelum lapar, makan dengan patokan jam dan sangat banyak pula orang menunda-nunda waktu makan ketika signalnya sudah muncul, yang berefek pada meningkatnya asam lambung dan megganggu keseimbangan sistem pencernaan kita. Akhirnya muncul penyakit seperti gastritis atau gastric ulcer 9radang atau luka tukak lambung.
2)Rasa Haus
Rasa haus merupakan signal positif tubuh. Tubuh meminta kita agar menambah cadangan aair dalam tubuh kita. Mayoritas kita tidak tahu kapan sebaiknya kita minum. Berapa banyak tubuh membutuhkan air dalam satu hari.
3)Rasa Ngantuk
Rasa ngantuk merupakan signal positif tubuh. Tubuh memohon agar kita segera menidurkannya atau mengistirahatkannya. Betapa banyak orang memaksakan tubuhnya untuk tetap terjaga dengan berbagai tonik dan obat-obatan untuk memacu tetap segar, ketika signal positif rasa kantuk muncul, padahal itu memperbudak tubuhnya sendiri dengan memaksa prose salami tubuh.
4)Rasa lelah
Rasa lelah merupakan signal positif tubuh, yang mungkin kita sudah memaksa tubuh bekerja berlebihan, menguras fisik dan pikiran, dan tubuh berharap kita mengistirahatkannya, agar energy kita segera pulih seperti sedia kala. Berbagai minuman energy drink yang banyak dipasaran, hanya akan memaksa tubuh tetap segar sesaat yang dipaksakan dan akan berefek terganggunya sistem keseimbangan tubuh dan penyakit.
5)Rasa Maul
Rasa mual merupakan signal positif tubuh yang tidak boleh diredam dengan berbagai obat anti mual. Rasa mual mengindikasikan mesin pengolahan makanan kita sedang rusak atau bermasalah bahkan mungkin banyak penumpukan toksi atau racun di organ pencernaan, yang membuat kita harus bijak melakukan pembersihan atau detoksifikasi. Tugas kita segera memperbaiki dan mengistirahatkannya dengan hanya member makanan yang sangat ringan dicerna dan memiliki efek cleansing atau pembersihan, seperti berbagai jus buah-buahan dan sayur-sayuran yang sesuai kebutuhan tubuh dan gejalanya. (Jenis makanan harus disesuaikan dengan factor penyebab gejala mualnya.
6)Rasa sakit
Rasa sakit bukan penyakit, tapi efek yang ditimbulkan oleh penyakit. Oleh karena itu seharusnya kita tidak boleh begitu saja meredam rasa sakit dengan berbagai obat-obatan anakgetik, kecuali terpaksa karena rasa sakit yang sangat hebat dan tidak bias ditahan. Kebiasaan meredam rasa sakit dengan berbagai obat-obatan hanya akan memperbudak tubuh kita dan justru akan semakin mempersulit kita untuk mencari sumber kerusakan tubuh penyebab rasa sakit. Cara-cara ini hanya akan memperburuk tubuh kita ketimbang memperbaikinya.
Walaupun untuk sementara waktu ketika obat dimakan rasa sakitnya berkurang atau hilang, tetapi itu perbaikan semu yang dipaksakan.
a)Demam
Demam tidak selalu indikasi penyakit, tetapi itu seringkali reaksi positif tubuh. Demam bias jadi indicator adanya infeksi dalam tubuh atau reaksi positif tubuh karena terjadi penumpukan toksin/racun dalam sistem tubuh kita, sehingga tubuh harus menghasilkan ekstra panas dengan peningkatan suhu tubuh guna membakar/menetralisasi kelebihan toksin yang harus dibuang, yang tidak bias diproses dengan suhu normal tubuh. Tugas kita adalah memberikan ekstra cairan pada tubuh kita (banyak minum), agar keseimbangan cairan dalam tubuh tetap terjaga, karena ketika naiknya suhu tubuh atau demam, tubuh melakukan pembakaran cairan lebih cepat dari biasanya. Obat penurun panas hanya boleh diberikan bila suhu tubuh/demam tidak terkontrol dengan pemberian ekstra cairan (banyak minum0 dan kompres local.
b)Diare
Diare merupakan signal positif yang tidak boleh distop dengan obat. Ini seringkali menjadi indikasi kalau sudah terjadi penumpukan toksin dalam sistem pencernaan kita. Umumnya diare muncul kalau kita salah makan, makan-makanan sembarangan yang tidak higienis atau kelebihan makan alias kekenyangan dengan berbagai jenis makanan yang tidak sinergis satu sama lain yang masuk bersamaan dalam satu waktu. Tugas kita adalah menyetop semua makanan yang masuk agar akumulasi bakteri penyebab diare bias dihentikan dan menggantikannya dengan cairan yang banyak (seperti banyak minum air madu hangat atau air kelapa muda).
Sabtu, 01 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar